Kegemaran menulis, memotret, dan kecintaan terhadap fashion tertuang bebas
dalam blog. Media digital inilah yang dipilih blogger fashion, Diana Rikasari
(26). Ide kreatif mengenai fashion tersalurkan melalui
fashion diary
miliknya di
http://dianarikasari.blogspot.com
sejak 2007 silam.
Menjadi blogger adalah hobi, bentuk ekspresi diri. Jika kemudian Diana
terpublikasi sebagai blogger sekaligus
fashion stylish muda ternama
dan berpotensi, ini adalah bentuk apresiasi atas konsistensinya menjalani
passion
di dunia fashion.
"
Mindset dalam menulis blog dan memilih bidang atau topik yang
disenangi adalah ekspresi diri, bukan dengan maksud promosi diri. Saya memang
menyenangi fashion, menulis, dan memotret. Beruntung saya memiliki pembaca
setia. Pembaca menjadi lebih setia menyimak tulisan di blog karena merasa tidak
disetir, ide yang dituangkan masih murni, tulisan lebih personal.
Gaya penulisan Diana di blog-nya memang memancing daya tarik tersendiri. Isu
fashion banyak digemari, namun bukan hanya itu yang bikin blog Diana menarik
banyak pembaca. Cara bertutur khas blogger yang mudah dicerna juga membuat
pembaca betah berlama-lama menyimak
fashion diary-nya. Alhasil,
pengunjung blog Diana, hingga kini mencapai 7 juta, dengan rata-rata pembaca
10.000 per hari.
Perempuan kelahiran 23 Desember 1984 ini mengaku tak menjadikan blogger
sebagai profesinya. Blog, kata Diana, memfasilitasinya untuk menunjukkan konsep
fashion kreasinya. Rupanya, ide fashion segar ala Diana diterima sebagai
alternatif dalam bergaya atau berpenampilan. Kini, nama Diana sebagai fashion
blogger semakin populer. Gaya fashion-nya diapresiasi oleh individu, bahkan
industri. Diana berhasil mewujudkan mimpinya menjadi
fashion stylish
yang memberi inspirasi. Keberanian dan ekspresi uniknya di blog telah berhasil
membawanya pada berbagai kesempatan berkarya di industri.
"Ketika kita melakukan sesuatu yang memang disukai, lalu mendapatkan
apresiasi, itu adalah hal yang menyenangkan," tutur Diana.
Benar saja, melalui blog, Diana dipercaya sejumlah majalah untuk menjadi
fashion
stylish. Tak hanya itu, ia juga dilamar menjadi penata busana dalam
pembuatan film, lalu perempuan muda ini juga mengembangkan potensinya
bekerjasama dengan pebisnis
clothing lokal. Meski konsep dan gaya
fashion Diana unik, beda, dan segar, ia tak ingin menyebut dirinya
trendsetter.
"Saya tidak membuat tren, saya hanya mengekspresikan ide fashion dalam
blog," katanya lugas.
Kreativitas dan kesuksesan Diana rupanya tak hanya mengundang apresiasi
pembaca. Diana, untuk pertamakali, dinobatkan sebagai
digital ambassador
PTC 2011. Sosok Diana mewakili generasi muda yang meretas sukses melalui media
digital dan berani mengekspresikan diri dengan cara kreatif. Perannya sebagai
duta semakin mengasah kreativitas anak muda ini di dunia fashion. Pasalnya, ia
akan memberikan tips seputar fashion di
microsite PTC dan di blog-nya
sendiri.
Menjadi bagian dari bintang PTC hanya salah satu pencapaian Diana dari
passion-nya
tentang fashion dan blogging. Ia juga berkembang menjadi
entrepreneur
dan penulis di majalah. "Saya tertarik dengan fashion, dan blog adalah
modal untuk melanjutkan ketertarikan ini. Saya tak menyebut blogger sebagai
profesi. Namun saya memiliki profesi yang dimulai dari blogger, menjadi
entrepreneur
dan penulis seputar motivasi hidup di majalah," katanya.
Diana, sejak Desember 2010 memiliki bisnis merek sepatu UP, sebagai bentuk
pengembangan
passion-nya di dunia fashion. Selain itu, ia juga
kontributor di majalah khusus perempuan muda. Blogging membuat Diana lebih
mengenali dirinya. Hobi menulis di dunia maya inilah yang pada akhirnya
memandunya menemukan ketertarikan baru sebagai wirausahawan dengan fokus sama:
dunia fashion.